Arsip Tag: modern

Suatu Senja di Musim Duren: Sebuah Tinjauan Tentang Imbal Balik Dalam Pergaulan Masyarakat Modern

Lupakan judulnya! Kenapa? Saya juga tidak paham. Dan itu cuma secocot cocotnya saya saja. Jangankan sampeyan, saya yang nyocot saja ndak paham.

Lalu apa maksud dan tujuan saya bikin tulisan ini? Seperti biasa, ndak lebih dari semacam katarsis, penumpahan apa yang saya rasakan. Ndak menarik memang, lebih menarik susu yang tumpah karena beha push up. Bukan tumpahan perasaan apalagi kekesalan.

Potensi dan peluang, alasan untuk tidak ditinggalkan.

Pernahkah kalian mendengarkan

Oh, itu bisa nih diginikan, bisa tu diajak begini terus dimanfaatkan itunya. Nanti kita bisa begini begini atau begitu begitu.

Atau

Kerjasama sama dia wae, soale begini begini, nanti kan bisa begini. Gampanglah.

Sering yah? Dan apa yang terjadi ketika kalian sudah tidak bermanfaat lagi. Kalian jadi ndak asik. Ndak cool. Mending jauh-jauh, ndekati semua yang lebih berpotensi, lebih bisa dimanfaatkan. Dan barulah kalian didatangi lagi kalau kalian sudah menjadi satu-satunya orang yang kembali menerima pertemanan meski dalam hati sebenarnya penuh umpatan.

Asas manfaat, dasar hubungan masyarakat modern kekinian

Masyarakat yang sering dicap modern ini memang tak jarang kejam. Ketika sampeyan (dianggap) bermanfaat, sampeyan digadang-gadang. Selalu ada pembenaran atas kesalahan sampeyan. Tapi ketika sampeyan sudah menjadi ampas? Paling cuma dianggap ada. Itupun masih mendingan.

Lalu, bagaimana kita bertahan? Paling gampang, jadilah sukses, orang sukses tak pernah salah. Atau jadilah bermanfaat, kalaupun itu tak bisa, jadilah tampak bisa dimanfaatkan. Jadilah panjatan, atau kalau kalian sudah dibawah, relalah jadi pijakan. Niscaya, kalian akan dianggap menyenangkan. Kalau tidak bisa? Lupakan!

Hamid, seseorang yang merasa gagap dalam pergaulan modern kekinian.