Arsip Kategori: ehlo!

Let’s Talk! :D

Wah, judul yang sungguh keminggris ya? Kenapa bisa sampai menjuduli itu? Sayapun tak tahu. Mungkin karena bingung mau ngasi judul apa trus masih juga pengen terlihat keren. Jadilah judul keminggris itu dipilih. Wis langsung ke intine saja yah? Biar ndak tambah nglantur. Intine gini.

Sekitar Ramadhan lalu, saya menulis tentang bagaimana menyebarkan rejeki. Nah, tak berapa lama lalu, seorang kawan memulai gera’an, yaitu ngasih semacam seed funding untuk beberapa orang atau startup yang menurut sodara beliau menarik dan masuk akal. Semacam terinspirasi dari kawan itu, saya akan menawarkan hal yang sama. Semacam bantuan. Tapi tentunya bukan materi ya? Mengingat saya sendiri masih senen kemis begini kalau bicara soal pendapatan. Yang saya dapatkan setahun, mungkin hanyalah pendapatan sebulan bagi beberapa diantara sampeyan-sampeyan. Jadi sepertinya sangat ndak mungkin kalau dalam waktu dekat ini saya memberikan bantuan berupa materi.

Lha wong saya saja belum berhasil, apa iya saya bisa dipercaya? Lha itu sih terserah sampeyan, yang jelas saya punya niat. Selain itu, saya kenal beberapa orang yang mungkin bisa membantu. Apes-apesnya, sampeyan bisa belajar dari kesalahan saya, bagaimana keblondrok partner, salah mengambil keputusan dan sejenisnya, dan sejenisnya. Oh iya, saya sedikit mengerti soal server-serveran baik Windows atau nix based. Saya juga sedikit mengerti tentang menejemen. Selain itu satu dua teman saya banyak berpengalaman tentang startup startupan dan online-online an. Mungkin mereka juga bisa saya minta untuk membantu.

Silahken kontak saya, atau kalaupun tinggal funding yang sampeyan cari, boleh langsung ke kawan saya PriaMalas ini. Coba buat saudara beliau terkesan. Good luck! 😀

Semacam Surat Terbuka Juga

Sepertinya beberapa waktu ini lagi ngetren pada bikin surat terbuka ya? Ada yang buat capres, ada yang buat pemilik media, ada yang buat siapalah itu lagi. Demi mengikuti tren saya juga akan membuat semacam surat terbuka juga. Istilahnya biar ngeheits.

Saya tidak akan membuat surat terbuka buat capres atau timsesnya? Disamping saya sedikit apatis soal capres-capresan hingga memilih untuk tidak berpartisipasi aktif di perkara ini, saya juga ragu, kalau saya bikin surat terbuka semacam ini bakal dibaca oleh sesiapa –kata apa lagi ini–  yang saya tuju. Jadilah saya mau bikin semacam surat terbuka ini buat teman-teman saya saja. Ada yang mau baca sukur, ndak ya wes lah. Setidaknya tujuan surat saya ini tak muluk. Lanjutkan membaca Semacam Surat Terbuka Juga

Yang Terhormat Kaos Swan

Beberapa waktu yang lalu, saya sempat menjanjikan untuk menulis tentang kaos Swan pada Om Sayur berdasar sudut pandang saya. Dan, baru sekarang bisa kejadian saya memenuhi janji saya.

Kaos Swan, beberapa dari kita mungkin lebih akrab dengan merk Jupiter hingga tak jarang pula yang lebih nyaman menyebutnya dengan kaos Jupiter. Adalah kaos tipis yang adem dipakai. Karena keademannya ini, banyak orang menjadikannya sebagai kaos dalam, atau kaos untuk dipakai di rumah. Bentuknya tidaklah istimewa, bahkan entah kenapa karena ketidak istimewaan si kaos ini, banyak yang bilang kaos ini bukan kaos yang pantes untuk dijadikan kostum bepergian.

Tapi, dari sekian banyak pandangan miring kaos swan, kaos ini adalah kaos yang sungguh nyaman. Hingga di penghujung hari, bersantai bersama kaos swan adalah oase di tengah kegersangan perjuangan bertahan hidup.

Di penghujung hari, bukan jas, baju sutra, atau macam-macam adibusana yang membuat orang berdecak kagum yang akan kita cari, tapi hal yang menyamankan, seperti kaos Swan.

Hamid, yang menulis karena Roy Sayur, dan menjadikan tulisan ini ode untuk calon pendamping masa depan, yang datang entah kapan.

Bang Bang Krut, Akar Gulang Galing

Entah apa yang saya pikirkan sewaktu saya menulis judul itu. Tapi yang jelas, sedikit ada hubungannya dengan isi tulisannya. Semoga sih.

Di tulisan ini saya akan membuat sebuah alasan, pledoi atau apalah namanya saya nurut aja, tentang kegiatan blog mengeblog saya yang sungguh jarang update.

Sibuk

Iya, saya terlalu sibuk. Sibuk untuk bertahan hidup. Hingga tak sempat lagi buat nulis beberapa kata di blog ini. Seberapa sibuk sih? Ah, ndak terlalu sebenarnya. Tapi efek samping dari kesibukan saya yang ndak seberapa itu menimbulkan collateral damage yang kurang menyenangkan bagi keapdetan blog ini.

Beberapa usaha dan trik sudah saya coba. Termasuk meminta beberapa teman membagi ide tulisannya. Om Sayur misalnya, sudah memberikan saya ide untuk menulis tentang kaos Swan. Ide dan apa yang akan saya ceritakan sudah di otak. Tapi toh saya masih terlalu sibuk buat menuangkannya di blog ini.

Sibuk bertahan hidup, atau singkatnya bangkrut dan harus berusaha ekstra keras untuk kembali hidup merdeka. Itulah kira-kira kesibukan saya sekarang. Dan apa hubungan bangkrut dengan tidak ngapdet blog? Tulisan teman saya yang naudzubillah menyebalkan ini mungkin bisa memberikan sedikit gambaran tentang hubungan keduanya.

NB:
Buat Om Sayur, maaf yah, kaos swan nya sedikit tertunda, dan buat DV, kalau sampai keluar pingback di tulisanmu, anggap saja aku numpang tenar. Wis ngono ae.

Nelayan Yang Bahagia

Adalah julukan yang diberikan kepada saya oleh Almarhum Tasiman, salah seorang teman baik saya.

Sodara beliau adalah teman lama saya, yang dengan sombongnya mendahului saya menghadap Yang Maha Kuasa. Cukup lama kami berteman, saya cukup banyak tahu tentang dia, pun dia hampir tak melewatkan banyak hal tentang saya. Banyak hal kami lalui bareng. Ya ini, ya itu. Macam-macam.

Bang Tas, begitu saya biasa memanggilnya. Hapal betul dengan saya, tahu saya dari berbagai macam sisi dan keadaan. Mulai dari saya masih menjadi kelas menengah ngehe, kere, berusaha kembali jadi kelas menengah lagi, sampai jadi kere lagi. Dia ada ketika saya punya pacar, mulai dari yang rhemook sampai cukup wangun diajak kondangan. Maupun ketika saya berkali kali piyambakan.

Kata Bang Tas, hidup saya ndak jelas. Kadang tenang setenang tenangnya, kadang terombang ambing menakutkan. Kadang membawa hasil yang membanggakan, tapi tak jarang juga mbladhus ndak karuan. Seperti nelayan.

Keruwetan dan keabsurdan hidup saya toh kata dia tak mengurangi kadar kebahagiaan saya. Kata dia lagi, hal itu yang membuat dia senang berteman dengan saya.

Nelayan itu sekarang lebih sering murung

Bang Tas, sepertinya titel itu sudah tidak pantas untukku. Si nelayan ini lebih sering murung, sangat lain dengan apa yang dulu kamu tahu. Meski aku tetap menjadi nelayan, aku sepertinya tidak bisa tetap bahagia seperti kala itu.

Tapi Bang, kowe toh tidak bisa mencabut gelar itu dariku. Karena kowe sudah mudik mendahului aku. Sing aku bisa lakukan supaya gak mengecewakanmu ya cuma berusaha kembali seperti kala itu. Menjadi nelayan yang bahagia. Apapun keadaanya. Punya duit atau ndak, punya gandengan atau ndak. :mrgreen:

Ah iya, apa kabar Surga? Sudahkah kowe melukis suasana lebaran disana? Simpankan buatku, dan berikan padaku waktu aku nanti menyusulmu.

Hamid, yang sedang mengenang Tasiman di sebuah penghujung Ramadan.

Hari ini, 16 tahun yang lalu, mungkin adalah salah satu hari paling bahagia dalam hidupku.

Hae R. Y. How’s heaven? (:

Saya dan Stereo

Tulisan soal audio ini adalah rikuwes an temen saya, mas Wednes Yuda. Sodara beliau adalah seorang perencana perjalanan profesional. Bersama sang nyonyah, sodara beliau juga berdagang coklat yang percayalah, rasanya mak nyus! Ingin tahu lebih lanjut soal sodara beliau? Seorang penggemar audio, satu diantara temen saya yang (masih) tahu siapa itu Tjandra Ghozali? Silahkan berkunjung ke blognya, atau ikuti kicauannya. Lanjutkan membaca Saya dan Stereo