Are you willing to sacrifice your freedom for economic welfare?
— sebut saja Ismet
Pertanyaan yang menggelitik pagi ini dari seorang teman yang juga idola saya Bang Ismet. Kata-kata itu mungkin saja berkaitan dengan kematian Lee Kuan Yew. Pemimpin Singapura yang telah berhasil membawa negara itu sebgai negara yang paling maju di sekitaran Asia Tenggara.
Mungkin sering kita dengar yang namanya American Dream. Di skala lokalan si American Dream itu bisa jadi menjadi Singaporean Dream. Banyak orang yang bermimpi mendapatkan kehidupan yang lebih baik di Singapura. Tak jarang juga dari mereka akhirnya bisa juga kesana, dan mendapatkan kehidupan yang jauh lebih baik.
Singapura di bawah LKY memang berhasil menjadi negara yang relatif lebih maju dengan pertumbuhan ekonomi yang luar biasa dibanding tetangga-tetangganya termasuk Indonesia. Tapi, Singapura juga dikenal sebagai negara yang ketat peraturannya. Hampir semua peraturan itu dibuat oleh LKY atau kroni-kroninya. Peraturan dibuat dalam sudut pandang mereka tentunya.
Jadi secara serampangan, bisa dibilang Singapura menjadi negara maju yang serba teratur dengan kesempatan besar mendapat penghidupan yang lebih baik, tapi dengan syarat yang tinggal dan bekerja disana agak berkurang kebebasannya.
Dan saya sendiri kalau ditanya hal seperti itu paling bakal jawab:
maybe, I’ll sell my freedom at certain price. But not for economic welfare, I guess
Halah. Enggres apa kui mid…